SENI ZAMAN PRIMITIF

Pergeseran Seni


Seni lukis zaman Primitif
Mempunyai ciri-ciri: kolektivitas dan religiusitas, bersifat populis, figur seniman sebagai individu nyaris tidak mendapat tekanan. Seni primitif menvisualisasikan pola hubungan konkrit dalam masyarakat. Seni merupakan ungkapan hierofani serentak, juga visualisasi dari yang sakral. Seni dan ritual religius menjadi identik, sifat seni primitif:

- Ritualistik menyebabkan banyaknya penggunaan pola-pola dekoratif

- Spiritual religius menyebabkan seni tampil tidak dalam bentuk realisme melainkan pola-pola stilistik yang menampilkan imaji spiritual dari objek-objek, bahkan kekuatan-kekuatan gaib mistik di balik objek-objek itu.

Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna. Karena hasil-hasil peninggalan seni lukis pada jaman primitif, dapat dilihat hingga sekarang, seperti warna-warni cap dari jari tangan yang dibuat, menyebabkan seni lukis lebih cepat berkembang disbanding seni-seni lain.

Seni lukis Pasca Primitif

Pada seni lukis pasca primitif, dewa yang natural alamiah berubah menjadi supernatural dan transenden. Dunia tidak lagi dianggap sakral (proses desakralisasi), dunia menjadi profon dan pengalaman sehari-hari tidak lagi dianggap hierofani seperti sebelumnya, sehingga pengalaman religius menjadi sesuatu yang khusus dan unik (mistik). Seni terbelah menjadi 2 yaitu seni religius dan seni profon. Keharusan menvisualisasi sesuatu yang transenden supernatural, yang praktis berarti keindahan dan keanggunan maksimal. Inspirasi dan motivasi religius dipadu dengan kecanggihan teknis, maka itu muncul karya-karya fantastis dan ajaib. Pada Pasca Primitif, terdapat perkembangan dua jaman sebelum renaisans, yaitu seni di jaman klasik dan jaman pertengahan, yaitu sebagai berikut:

- Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

• Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)

• Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Pada zaman ini pada umumnya lukisan meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.


- Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus". Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda). Namun sebagai akibat pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia, perkembangan seni pada masa ini mengalami perlambatan hingga dimulainya masa renaisans.

Seni lukis zaman Renaisans

Lahirlah pandangan ilmiah tentang alam semesta, terdapat adanya radikalisasi atas sekularisasi sehingga mendesak realisasi total. Tak ada lagi tempat untuk konsep tuhan. Alam dan dunia ini dilihat sebagai mesin raksasa dan satu-satunya. Religiusitas menurun secara drastis, memudar dan menghilang. Seni menjadi sekedar kecanggihan teknis (suatu petualangan ke dalam interioritas manusia) dan seni menjadi sesuatu yang introvert, serta semakin elitis dipahami oleh kalangan dunia seniman saja.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah: Tomassi, Donatello, Leonardo da Vinci, Michaelangelo: selaku pelukis, pemahat dan arsitek, meninggalkan hasil karya yang mempesona tiap orang yang melihatnya selama lebih dari empat abad. Karyanya secara mendalam mempengaruhi perkembangan seni lukis dan pahat Eropa sesudahnya. salah satu contoh karyanya: "Pieta" di Vatikan Roma. 
6702953a1f3262c9c4eb5252b92bb6c9.jpg

"Pieta" oleh Michael Angelo

Komentar Pribadi: Pergeseran Seni lukis ini memperlihatkan seni lukis, juga dipengaruhi oleh perkembangan cara pikir manusia, disertai kepercayaan, kebudayaan beserta hal-hal disekitarnya (lingkungan). Karena seorang seniman selain mengandalkan imajinasi, yang didapat dari pengalaman sehari hari, hingga pengalaman abstrak yang ada di akal pikiran, yang dituangkan dengan berbagai media. Oleh karena itu seni dapat bergerak dari pola realisme hingga abstraksionisme, dari wilayah kesadaran ke wilayah ketidaksadaran dan dari penafsiran verbal rasional ke persepsi total atas imaji visual simultan.

Diskusi Tentang Seni, Politik dan Teknologi*

Sebelum saya lupa, ada baiknya saya menuliskan sedikit catatan dari diskusi menarik yang diselenggarakan pada tanggal 2 Juli 2011 yang telah lalu. Diselenggarakan pada sebuah sore yang cerah di Common Room, secara spesifik diskusi ini membicarakan topik mengenai ‘Seni, Politik dan Teknologi’. Dalam kesempatan ini hadir tiga orang pembicara yang terdiri dari Bambang Sugiharto, Yasraf A. Piliang dan Antariksa. Bagi mereka yang akrab dengan perkembangan serta kajian seni (rupa) dan budaya kontemporer di Indonesia, ketiga orang ini barangkali bukan sosok yang asing lagi.
***
Bambang Sugiharto membuka diskusi sore itu dengan menceritakan kisah tentang situasi di akhir abad ke-20 s/d awal abad ke-21, ketika peradaban modern (barat) kehilangan utopia yang ditandai dengan rontoknya narasi besar (grand narrative) serta kemunculan narasi kecil yang mencerminkan kompleksitas persoalan kebudayaan dunia (global). Semula peradaban modern merupakan sebuah proyek yang membawa gagasan tentang politik emansipasi. Namun kemudian, gagasan politik ini kandas di tengah jalan karena dihantam oleh prinsip kapitalisme yang seakan muncul menjadi satu-satunya ideologi setelah era perang dingin.
Pada era ini, wajah kesenian (modern) berubah menjadi seni subversif yang sekaligus menjadi wajah duka dari dunia politik yang kehilangan ideologi dan bermutasi menjadi agen kapitalisme. Selain itu, posisi dunia politik saat ini secara perlahan juga bergeser posisinya menjadi instrumen perwakilan insting purbawi yang menggusung prinsip primordialisme, kekerasan, rasisme, serta xenophobia. Pergeseran ini menandai akhir dari era politik emansipasi yang mengedepankan aspek etis dan estetis ke era politik bencana yang berorientasi pada masa lalu yang kelam.
Selanjutnya Bambang Sugiharto mengisahkan perkembangan teknologi yang mendominasi abad ke-21 karena dianggap sebagai wilayah netral yang terbebas dari pengaruh ideologi. Asumsi ini tidak sepenuhnya tepat, karena pada kenyataannya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki aspek reduksi dan simplifikasi, yang barangkali sebentuk dan sebangun dengan sifat yang melekat dengan ideologi.
Dalam kaitan dengan hal ini, seni kemudian menjadi wahana yang merefleksikan gagasan-gagasan mengenai ‘the other’ & ‘the sublime‘, selain juga instrumen yang dapat mengantisipasi kemungkinan ekstrim serta evaluasi dari apa yang telah dan akan terjadi. Relasi yang terbentuk diantara seni dan teknologi kemudian menjadi semacam proses refleksi diri, sementara teknologi pada saat yang bersamaan juga menjadi semacam ekstensi dari perkembangan seni. Dalam hal ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki dimensi estetik, terutama ketika keduanya secara utuh juga mengedepankan aspek seleksi, pemecahan masalah dan daya persuasi yang mirip dengan dunia seni.

SENI POTOGRAPI

Sejarah fotografi

  • Pada abad ke-5 sebelum masehi, ada orang yang bernama MoTi, berhasil menemukan gejala fotografi. Apabila sebuah ruangan gelap ada lubang yang memancarkan sinar, maka di tembok suatu ruangan tersebut akan terlihat gambar sumber cahaya tadi secara terbalik.
  • Ibn Al-Haitham, seorang Arab juga menemukan menemukan gejala yang sama.
  • Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. merupakan bapak fotografi dunia (
  • Louis Jacques mande Daquerre
  • kamera Obcura_kamera pertama mengambil gambar potret
  • Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 diAmerika.
  • Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini amat besar ukurannya dimana beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang

Karya Seni Dari Puntung Rokok

Beritamaya.wordpress.com – Namanya Tom Deininger, dia adalah seorang seniman yang mampu mendaur ulang puntung rokok menjadi karya seni yang luar biasa. Lihat saja karya-karyanya ini.
tom-deininger001
tom-deininger002
tom-deininger003
tom-deininger004
Itulah contoh seniman yang kreatif, ide yang original, dan karya yang unik. Harga yang tinggi untuk sebuah karya seni.

seni batik keris

batik keris

sedikit ulasan tentang batik keris asli solo

batik keris dikenal sebagai batik yang sangat populer di masyarakat indonesia karena kualitasnya yang bagus . motif batik keris juga sangat bervariasi,tidak cuma bercorak lenggak-lenggok seperti gambar senjata keris, akan tetapi dengan mengikuti trend busana batik modern,jadi batik keris memiliki motif yang lebih bervariasi dengan tidak meninggalkan ke-khasan dari batik keris tersebut.
akan tetapi toko assidiq tidak menjual produk batik keris tersebut, hanya saja ingin menawarkan batik solo dengan kualitas yang mungkin sebanding dengan batik keris.

batik keris

Masa Depan Seni Rupa Lampung

KETIKA kita membincangkan masa depan jagat seni rupa Lampung, kita harus berhadapan dengan potensi yang dimiliki Lampung. Dalam hal ini tentunya perupa sebagai sumber daya manusia sebagai modal utama.

Menurut kurator dan kritikus seni rupa almarhum Mamannoor, jagat seni rupa Lampung sangat potensial. Lampung kaya ragam rupa lokal yang bisa dijadikan ikon, salah satunya ragam hias tapis. Mestinya perupa mau menyelami ragam budaya yang dimiliki Lampung untuk mewarnai karyanya dengan spirit of Lampung ((roh ke-Lampung-an).

Selain itu, Lampung juga kaya pesona alam, baik berupa keindahan pantai maupun bentang alam serta flora dan fauna. Yang bisa menginspirasi para perupa untuk “mengkanvaskan” kearifan lokal dan keindahan yang memesona menjadi nilai tambah (value added) dalam karya rupanya.

Kang Maman pernah memberi sentuhan pada perjalanan jagat seni rupa Lampung. Jagad seni rupa Lampung pada waktu itu mengalami kemajuan signifikan. Tak hanya dalam karya, juga dalam olah wacana. Upaya yang dilakukan, selain gelar karya, diskusi, dan dialog pun menjadi ajang mengolah rasa juga tempat menggodok berbagai gagasan.

Selain itu, perkembangan jagat seni rupa Lampung tidak terlepas dari berbagai macam elemen pendukung yang hadir menjadi infrastruktur dari sebuah medan sosial seni. Di antaranya lembaga-lembaga seni, seperti Taman Budaya, Museum, Dewan Kesenian, institusi (akademi seni rupa), galeri, kritikus seni rupa, kurator, art dealer, dan kolektor. Masing-masing dari elemen yang disebutkan tadi berfungsi sesuai dengan porsinya (tufoksi) masing-masing.

Institusi akademi, mencetak calon seniman dengan menawarkan keberagaman karyanya, hingga akhirnya masuk ke dalam galeri yang dikemas dalam sebuah pameran dengan keterlibatan kurator di dalamnya.

Setelah itu, giliran publik yang mengapresiasi. Publik di sini berarti masyarakat umum yang di dalamnya terdapat wartawan, kritikus, kolektor, pengamat, dan masyarakat awam.

Wartawan, kritikus, dan pengamat menjalankan fungsinya melalui media menginformasikan dan mengapresiasi karya yang ditaja. Sedangkan kolektor menyerap karya dengan membeli dan mengoleksi sebuah karya dari seorang seniman pada sebuah pameran (pasar).

Ilustrasi di atas menggambarkan alur dari proses transaksi ekonomi dan juga transaksi kultural (pembelajaran) dalam jagat seni rupa seniman, galeri, kurator, kritikus, media, dan kolektor akhirnya membentuk mekanisme dari sebuah pasar dalam dunia seni. Semua saling berhubungan dan saling menguntungkan (simbiose mutualisme).

Sebagus apa pun kondisi pasar, tidak akan bertahan lama apabila tidak disertai dengan penyebaran informasi dan pengembangan pengetahuan (transaksi kultural) akan mekanisme pasar bagi calon pengelola galeri, seniman, kurator, kritikus, pengamat dan kolektor. Jadi, ajang pameran bukan hanya sebagai pasar transaksi ekonomi (wacana pasar), melainkan juga sebagai pasar wacana, yaitu tempat pembelajaran kultural alias ngangsu kawruh.

Juga sejauh mana kurator, kritikus, pengamat, dan wartawan yang ada dapat berperan dengan memberikan pengetahuan atau informasi yang cerdas bagi pengapresiasi.

Perkembangan seni rupa di Lampung tidak diimbangi infrastruktur pendukung, antara lain gedung pameran yang representatif, sekolah tinggi kesenian, kolektor, dan galeri.

Lampung belum memiliki tokoh seni rupa (lokal) yang bisa dijadikan panutan yang punya gagasan-gasan cerdas dan memiliki jejaring dengan poros-poros seni rupa yang ada diberbagai kota dan mancanegara.

Kendala lainnya, yang dihadapi perupa Lampung adalah sulitnya memperoleh prasarana garap seni rupa, seperti kanvas, cat minyak, apalagi untuk material patung, grafis, dan kriya seni.

Persoalan lainnya yang juga penting, Lampung juga tidak memiliki kritikus seni rupa yang mengangkat persoalan-persoalan jagat seni rupa Lampung ke pentas nasional. Lampung juga belum memiliki galeri yang representatif dan memiliki kurator, yang ada baru sebatas studio gallery dan art dealer.

Sedangkan sponsor dalam jagat seni rupa Lampung masih menjadi kendala. Para sponsorship lebih tertarik menyokong pergelaran musik dan olahraga ketimbang seni (rupa). Ke depan ini merupakan pekerjaan rumah untuk menciptakan stakeholder yang mau mendukung event seni rupa.

Ini mungkin salah satu yang membuat perupa Lampung kurang fight berkompetisi dalam berkarya untuk menancapkan eksistensi dengan berpameran tunggal (solo exibition).

Persoalan karya baik secara kuantitas maupun kualitas juga menjadi kendala bagi perupa Lampung untuk bersaing di ranah seni rupa nasional.

Sedangkan media yang diharapkan bisa mendongkrak dunia rupa belum sepenuhnya mendukung publikasi yang apresiatif. Publikasi yang membangun agar para pelaku yang berkubang di jagat seni rupa menjadi kreatif dan cerdas. Di Lampung kuratorial pameran pun juga masih menjadi persoalan penting.

Padahal peran kurator sangat penting agar pameran punya konsep yang jelas dan tak sekadar ramai-ramai mengusung karya.

Ke depan, Lampung sangat membutuhkan institusi pendidikan seni rupa yang berfungsi menjadi semacam penjaga gawang agar institusi pendidikan sebagai salah satu infrastruktur dari sebuah konstelasi dunia seni rupa dapat memberikan kontribusi dalam membangun suprastruktur yang lebih baik dan sehat.

Dalam artian, ke depan sangat dibutuhkan keterbukaan dari setiap elemen yang ada di dalamnya. Yang ingin ditekankan di sini adalah bahwa perkembangan dalam jagat seni rupa di Lampung secara khusus harus disikapi dengan sikap terbuka oleh seluruh elemen yang ada di dalamnya.

Keterbukaan adalah hal yang wajib dalam arti penyebaran informasi, pengembangan, penelitian seni rupa, dan edukasi seni. Demi kemajuan jagat seni rupa Lampung, keterbukaan adalah nilai-nilai yang tidak bisa ditawar dan kita abaikan. Semuanya adalah harapan yang ditumpukan pada setiap insan yang peduli dan punya "kegelisahan" akan nasib dunia seni rupa Lampung di masa depan.

Kita masih harus belajar banyak dari para perupa daerah lain Jakarta, Bandung, Yogya, dan Bali. Perupa daerah lain sudah berorientasi berpameran dan membidik pasar lewat balai lelang bergengsi di mancanegara. Sedangkan perupa Lampung masih tertatih beringsut bak siput tersandung masalah-masalah klasik dan elementer.

Di ranah seni rupa nasional Lampung baru sebatas “penonton”. Mari kita bersama menata diri untuk membangun jagat seni rupa Lampung agar setara dan bisa duduk sejajar dengan daerah lainnya.

Mak gham siapa lagi. Mak ganta kapan lagi. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi.

Seni Bali Menarik Hati



Seni Bali mulai dari dekorasi sampai dengan alunan musik memang menarik untuk diikuti, dan keberadaannya senantiasa mendapat perhatian serta ketertarikan dari masyarakat termasuk pada kegiatan Temu Karya Relawan ini. Ambillah contoh ketika latihan pentas seni yang dilakukan Tim PMI Daerah Bali. Alunan musik dan suara keras yang keluar telah mengundang ketertarikan baik kontingen lain maupun masyarakat sekitar.
Sepanjang Tim melakukan persiapan latihan menjelang pentas seni pada malam harinya, tidak sedikit mereka berkunjung mulai dari yang malu-malu melihat dari luar pagar sampai dengan yang datang dan melihat lebih dekat aktifitas latihan yang dilakukan tim.
Dan menjelang acara pembukaan kegiatan Temu Karya, pada saat gladi bersih Tim PMI Daerah Bali berdasarkan urutan abjad maka diputuskan mendapat urutan pertama dalam pelaksanaan parade defile. Bukan hanya itu PMI Daerah Bali pun berkesempatan untuk mendemontrasikan salah satu atraksi seninya pada acara defile, tentu ini menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk menunjukkan seni Bali di depan ribuan relawan dari seluruh pelosok negeri dan masyarakat Banten sendiri.

Indahnya Seni Ukiran Buah dan Sayuran

1. Bentuk-bentuk ukiran dapat dikembangkan setelah mengetahui beberapa tehnik dasar mengukir.
2. Pada beberapa bentukukkiran tidak terpaku pada satu jenis buah dan sayur saja, tetapi dapat digunakan pada jenis yang lainnya selama karakteristik buah dan sayur tersebut tidak jauh berbeda. misalnya bunga mawar tidak selalu  dibuat dengan bengkoang, tetapi dapat dibuat dengn semangka, wortel, lobak, dsb.
3. sebelum mulai mengukir, periksa buah dan sayur apakah ada bagian yang busuk atau retak. bil a ada yang busuk maka bagian tersebut dapat dibung seperti bentuk apa yang diinginkan.

4. sebaiknya cuci bahan-bahan dengan bersih sebelum mengukirnya.
5. pada beberapa bahan seperti bengkoang banyak mengandung getah yang dapat merusak kulit tangan, segeralah mencuci tangan setelah mengukirnya.
6. Keranjang semangka untuk hiasan dekoratif harus menggunakan semangka tanpa biji.
7.  agar mudah membengkokkan irisan buah, rendam sebentar denngan air garam sesudah itu angkat kemudian dibentuk lalu rendam kembali dengan air dingin.
8. sayur dan buah dapat saja dihias dalam wadah yang sama.
9. tampilkan rangkaian dan hiasan sesegar mungkin. untuk hiasan yang ditempatkan di makanan sebiknya 30 menit sebelumnya. untuk dekorasi 1 atau 2 jam sebelumnnya.
10. oasis sebagai tempat menancapkan rangkaian dapat digantikan denngan kangkung, melon, atau pelepah pisang.


ALIRAN MUSIK

Thirteen di bentuk pada pertengahan tahun 2006, diawali pertemuan Raynard dan Bobond dan kemudian mereka berencana untuk membuat sebuah project band yang berbeda dari yang sudah ada, dan ini lah formasi awal Thirteen itu sendiri. Adalah Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Echa (guitar), Dicky (Bass), Adit (drum), dan kemudian kita merasa butuh nuansa keys atau synth maka masuklah Rudy (Key / Synth). Awalnya band ini bernama “Devil May Cry” tetapi karena nama tersebut merupakan nama sebuah game, jadi kita harus mencari nama lain. Dan pada saat itu lah nama kita (Red. Thirteen) berubah menjadi “Thirteen”. Pada awal mulanya kita sering memainkan / mengcover lagu dari The Devil Wears Prada, Enter Shikari, Horse The Band, etc, maka dari itu secara tidak langsung mereka sangat mempengaruhi musik kita dalam membuat lagu walaupun masing masing personil mempunyai influence dan karakter bermain yg berbeda beda dan kita tidak membatasi masing masing personil dalam menuangkan ide membuat lagu. Seiring berjalanya waktu setelah release album perdana “It’s All About Party, Music & Friendship” pada tahun 2008, Echa (guitar) keluar dari “Thirteen”. Semenjak saat itu kita memutuskan untuk terus berjalan dengan formasi 5 orang, yaitu Raynard (scream / growl), Bobond (guitar), Dicky (bass), Rudy (keys / synth), dan Adit (drum). Pada pertengahan tahun 2009 Rudye (keys / synth) memutuskan keluar dari Thirteen dikarenakan ingin melanjutkan studi kuliah nya. Dan beberapa waktu kemudian kita menemukan 2 makhluk bumi lainya, yaitu Jodi (clean voc) yang juga vocalist dari “Define : Divine” , dan Eponk (keys / synth) “Cemetery Dance Club”. Dengan formasi yang sekarang ini kita akan tetap memberikan warna musik yang berbeda, dengan tetap memasukan beberapa unsur musik seperti Metal, Post Hardcore, Emo, Screamo, Pop, Punk, Disco, Trance, Drum & Bass, etc

Seni Berwawasan Teknologi

Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru.Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audio-visual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.

Kerajinan Tangan

Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali.

Seni Melipat Kertas

Ternyata melipat kertas itu mempunyai seni dan arti tersembunyi, teman. Bayangkan selembar kertas, kemudian dilipat menjadi dua bagian, terlihat mudah kan?. Hanya menentukan garis tengah kemudian melipatnya menjadi dua bagian. Setelah menjalankan hal tersebut terus menerus, maka layaknya manusia, kita kehilangan konsentrasi (tidak fokus lagi), al-hasil kita menentukan sendiri garis tengah dengan perkiraan atau nalar manusia saja. Kemudian, hasil dari  liapatan kertas tersebut dikumpulkan menjadi satu. Sayang….liapatan kertas itu tidak sama satu sama lain dan menghasilkan suatu kerjaan yang berantakan. Begitu juga dengan hidup. sama halnya dengan “seni melipat kertas”. Satu persatu masalah datang dan terlihat mudah untuk “melipat” masalah tersebut. Hanya menetukan garis tengah lalu lipat dan kemudian masalah selesai. Suatu saat kita pasti ingin berbangga akan hasil pencapaian yang telah lampau, dan coba “membukukan” lipatan - lipatan kertas tersebut. Hasilnya tidak selalu sama seperti dugaan, malahan kita melihat suatu kerjaan yang berantakan. Ternyata nalar seseorang itu tidak selalu benar, yang seharusnya lurus tapi tidak selalu lurus, lurus kalau kita bilang lurus, tapi sebenarnya “menyimpang”. Ternyata untuk membuat suatu buku kehidupan, kita harus kembali menata lipatan - lipatan hidup kita dan kembali kejalan yang di tentukan “lurus” oleh-NYA….